Modus Penipuan Terkini di Indonesia, Wajib Anda Hindari

Penipuan digital di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya teknologi dan penggunaan internet yang semakin meluas. Modus yang digunakan pun semakin beragam dan canggih, seringkali memanfaatkan celah psikologis korban serta teknologi digital seperti artificial intelligence (AI) dan media sosial. Artikel ini menguraikan sejumlah modus penipuan terbaru yang marak terjadi di tahun 2025 serta pencegahan yang bisa Anda lakukan.

1. Phishing Melalui Situs dan Aplikasi Palsu

Pelaku membuat situs atau aplikasi tiruan yang menyerupai situs resmi e-commerce, bank, atau dompet digital. Ketika korban mencoba login atau memasukkan OTP (One-Time Password), data mereka langsung dicuri dan digunakan untuk tindakan kriminal.

Pencegahan:

  • Selalu ketik alamat situs resmi secara manual.
  • Periksa domain secara teliti dan hindari situs dengan ekstensi mencurigakan.

2. Lowongan Kerja dan Freelance Palsu

Penipu menawarkan pekerjaan yang terlihat profesional, sering kali lewat media sosial atau grup WhatsApp. Namun, korban diminta untuk membayar sejumlah uang dengan alasan biaya pelatihan, pembelian barang, atau administrasi lainnya.

Pencegahan:

  • Verifikasi informasi lowongan lewat kanal resmi perusahaan.
  • Hindari melakukan pembayaran di awal proses rekrutmen.

3. Deepfake Audio dan Video

Dengan teknologi deepfake, pelaku dapat meniru suara atau wajah orang lain untuk melakukan penipuan, seperti mengaku sebagai atasan yang meminta transfer uang atau kode OTP secara mendesak.

Pencegahan:

  • Konfirmasi langsung melalui jalur komunikasi lain seperti panggilan video atau telepon.
  • Hindari membuat keputusan penting saat berada di bawah tekanan.

4. Grup WhatsApp Undian Hadiah

Korban dimasukkan ke dalam grup WhatsApp yang berisi testimoni palsu dan tawaran hadiah. Untuk mengklaim hadiah, korban diminta membayar sejumlah uang sebagai biaya administrasi.

Pencegahan:

  • Waspadai undangan grup yang tidak pernah diikuti sebelumnya.
  • Keluar dari grup mencurigakan dan blokir nomor pengirim.

5. Investasi Bodong Bermerek AI

Tawaran investasi digital melalui robot trading berbasis AI atau crypto mining semakin marak. Modus penipuan ini sering dilengkapi dengan testimoni palsu di media sosial dan sistem referral.

Pencegahan:

  • Cek legalitas platform investasi di situs resmi OJK.
  • Hindari tawaran keuntungan besar dalam waktu singkat.

6. Customer Service Palsu di Media Sosial

Pelaku menyamar sebagai layanan pelanggan dari platform digital seperti Tokopedia, Shopee, atau DANA. Mereka menghubungi korban melalui DM atau WhatsApp dan meminta informasi pribadi atau OTP.

Pencegahan:

  • Perusahaan resmi tidak meminta OTP melalui media sosial.
  • Hubungi customer service melalui kanal resmi yang terverifikasi.

7. Modus Resi atau Paket Salah Kirim

Penipu mengirim paket kepada korban yang tidak pernah memesan, lalu meminta pembayaran ongkos kirim atau meminta paket dikembalikan dengan biaya tertentu.

Pencegahan:

  • Jangan membayar atau mengembalikan paket yang tidak pernah dipesan.
  • Verifikasi pengiriman melalui jasa kurir resmi.

8. Panggilan Video WhatsApp Asing

Pelaku menghubungi korban melalui video call WhatsApp dengan konten tidak pantas, kemudian memeras korban dengan ancaman akan menyebarkan rekaman atau gambar yang diperoleh.

Pencegahan:

  • Blokir nomor asing yang menghubungi secara acak.
  • Nonaktifkan kamera saat menerima panggilan mencurigakan.

9. Social Engineering dan Smishing

Modus ini melibatkan pengiriman SMS atau telepon yang mengaku dari bank atau instansi pemerintah. Pelaku akan meminta data sensitif atau mengarahkan korban untuk menginstal aplikasi dari luar Play Store.

Pencegahan:

  • Jangan pernah membagikan OTP atau PIN.
  • Hindari mengunduh aplikasi dari tautan yang tidak resmi.

Statistik dan Tren Penipuan

Data terbaru menunjukkan bahwa angka penipuan digital meningkat 32,5% pada tahun 2024 dibandingkan dengan 10,3% di tahun sebelumnya. Satgas OJK telah memblokir lebih dari 500 entitas ilegal dalam dua bulan pertama tahun 2025. Sementara itu, serangan menggunakan teknologi deepfake meningkat hingga 1.550% di kawasan Asia-Pasifik dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Kesimpulan

Semakin berkembangnya teknologi juga berdampak pada meningkatnya kompleksitas modus penipuan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan literasi digital agar tidak menjadi korban. Langkah pencegahan utama meliputi:

  • Menjaga kerahasiaan data pribadi dan OTP.
  • Tidak mudah percaya pada komunikasi yang bersifat mendesak.
  • Selalu melakukan verifikasi secara mandiri ke pihak resmi.
  • Menghindari klik tautan dari sumber yang tidak dikenal.
  • Melaporkan modus penipuan ke OJK, Kominfo, atau instansi terkait.

Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan adalah langkah awal untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi semua pengguna.

BACA JUGA ARTIKEL: Waspada Penipuan Dari Label Paket

Spread the love

Tinggalkan Balasan