Pubertas Laki Laki Kedua: Mitos Atau Fakta?

Ketika mendengar istilah “pubertas laki laki kedua” banyak orang mungkin bertanya-tanya apakah pubertas kedua pada laki laki benaran terjadi atau hanya sekadar mitos. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perubahan fisik dan emosional yang dialami pria di usia 40-an atau 50-an. Namun, apakah ini benar-benar pubertas dalam arti yang sebenarnya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Apa Itu Pubertas Kedua?

Secara medis, pubertas adalah fase perkembangan yang terjadi di masa remaja, ketika tubuh mengalami perubahan besar karena lonjakan hormon. Namun, “pubertas kedua” bukanlah istilah medis resmi. Ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan perubahan hormon yang terjadi pada pria paruh baya.

Seiring bertambahnya usia, pria mengalami penurunan kadar testosteron secara bertahap, suatu kondisi yang dikenal sebagai andropause. Penurunan ini bisa mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk energi, suasana hati, massa otot, dan bahkan libido. Oleh karena itu, beberapa orang menyebut fase ini sebagai “pubertas kedua,” meskipun berbeda dari pubertas remaja.

Gejala yang Mungkin Dialami

Pada usia 40 tahun ke atas, beberapa pria mungkin mengalami gejala berikut:

  1. Penurunan Libido dan Energi – Testosteron yang lebih rendah dapat menyebabkan berkurangnya hasrat seksual dan stamina.
  2. Perubahan Emosional – Mudah tersinggung, merasa lebih sensitif, atau bahkan mengalami gejala depresi ringan.
  3. Perubahan Fisik – Massa otot berkurang, peningkatan lemak tubuh, dan rambut mulai menipis.
  4. Gangguan Tidur – Kesulitan tidur atau sering terbangun di malam hari.
  5. Krisis Paruh Baya – Beberapa pria mengalami fase pencarian jati diri kembali, yang terkadang berujung pada perubahan gaya hidup atau keputusan impulsif.

Mitos atau Fakta?

Walaupun “pubertas kedua” bukan istilah medis yang resmi, perubahan hormonal pada pria paruh baya adalah fakta yang telah didukung oleh penelitian. Namun, tidak semua pria mengalami perubahan ini dengan cara yang sama. Beberapa mungkin hampir tidak merasakannya, sementara yang lain mengalami dampak yang lebih signifikan.

Cara Mengatasi Perubahan Ini

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami perubahan ini, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Menjaga Pola Hidup Sehat – Olahraga teratur, pola makan seimbang, dan cukup tidur dapat membantu menjaga keseimbangan hormon.
  • Mengelola Stres – Meditasi, yoga, atau kegiatan relaksasi lainnya dapat membantu mengurangi dampak emosional dari perubahan ini.
  • Berkonsultasi dengan Dokter – Jika gejala mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, pemeriksaan kadar hormon dan konsultasi medis dapat menjadi solusi.
  • Menjaga Kesehatan Mental – Berbicara dengan pasangan, teman, atau profesional dapat membantu mengelola perubahan emosional.

Kesimpulan

Pubertas laki laki kedua, bukanlah istilah medis resmi, perubahan hormon pada pria paruh baya adalah sesuatu yang nyata. Bagi sebagian pria, perubahan ini bisa menjadi tantangan, tetapi dengan pola hidup sehat dan dukungan yang tepat, fase ini dapat dilalui dengan baik. Jadi, mitos atau fakta? Bisa dibilang, ini adalah fakta yang sering disalahartikan sebagai mitos.

BACA JUGA ARTIKEL: Ciri Ciri Menopause Dini Pada Wanita, Salah Satunya Sulit Tidur?

Spread the love

Tinggalkan Balasan