
<p>Ketika bayi menginjak usia 6 bulan, salah satu fase penting dalam tumbuh kembangnya adalah mengenal makanan padat atau yang dikenal dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping ASI). Namun, belakangan ini muncul metode baru yang banyak diperbincangkan para orang tua di forum dan grup parenting, yaitu BLW (Baby Led Weaning).</p>
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.92 -->
<div class="quads-location quads-ad3" id="quads-ad3" style="float:none;margin:0px;">

</div>




<p>Keduanya sama-sama bertujuan untuk mengenalkan makanan selain ASI kepada bayi, tapi pendekatannya sangat berbeda dan sering menimbulkan debat di kalangan ibu-ibu. Apa sih sebenarnya perbedaan antara MPASI dan BLW? Mana yang lebih baik?</p>



<p><strong>Apa Itu MPASI Tradisional?</strong></p>



<figure class="wp-block-gallery has-nested-images columns-default is-cropped wp-block-gallery-1 is-layout-flex wp-block-gallery-is-layout-flex">
<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/07/MPASI-Tradisional.png"><img data-id="6447" src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/07/MPASI-Tradisional-1024x576.png" alt="Apa Itu MPASI Tradisional?" class="wp-image-6447" /></a></figure>
</figure>



<p>MPASI tradisional adalah metode pemberian makanan pendamping yang sudah umum digunakan sejak lama. Orang tua atau pengasuh <strong>menyuapi bayi</strong> dengan makanan yang sudah dihaluskan, seperti bubur, pure, atau tim.</p>



<p><strong>Ciri-ciri MPASI tradisional:</strong></p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Bayi <strong>disuapi oleh orang tua</strong>.</li>



<li>Makanan umumnya dihaluskan (puree atau bubur).</li>



<li>Tekstur makanan ditingkatkan secara bertahap sesuai usia bayi (bubur → tim → nasi lembek).</li>



<li>Fokus pada jumlah dan gizi yang masuk ke tubuh bayi.</li>
</ul>



<p><strong>Kelebihan:</strong></p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Orang tua bisa lebih mengontrol jumlah dan kandungan gizi.</li>



<li>Risiko tersedak cenderung lebih kecil.</li>



<li>Cocok untuk bayi yang belum bisa menggenggam makanan dengan baik.</li>
</ul>



<p><strong>Kekurangan:</strong></p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Bayi bisa menjadi pasif saat makan.</li>



<li>Potensi picky eater karena bayi tidak terbiasa memilih atau mengeksplorasi makanan sendiri.</li>
</ul>



<p><strong>Apa Itu BLW (Baby Led Weaning)?</strong></p>



<figure class="wp-block-gallery has-nested-images columns-default is-cropped wp-block-gallery-2 is-layout-flex wp-block-gallery-is-layout-flex">
<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/07/BLW-Baby-Led-Weaning.png"><img data-id="6448" src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/07/BLW-Baby-Led-Weaning-1024x576.png" alt="Apa Itu BLW (Baby Led Weaning)?" class="wp-image-6448" /></a></figure>
</figure>



<p>BLW adalah pendekatan yang memungkinkan bayi makan sendiri<strong> </strong>sejak awal MPASI, tanpa disuapi. Makanan disajikan dalam bentuk potongan lembut (<a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Finger_food">finger food</a>) yang bisa digenggam dan dimakan sendiri oleh bayi.</p>
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.92 -->
<div class="quads-location quads-ad1" id="quads-ad1" style="float:none;margin:0px;">

</div>




<p><strong>Ciri-ciri BLW:</strong></p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Bayi makan sendiri, tanpa disuapi.</li>



<li>Makanan disajikan dalam potongan, bukan dihaluskan.</li>



<li>Fokus pada eksplorasi dan kemandirian bayi saat makan.</li>



<li>Mengikuti sinyal lapar dan kenyang dari bayi.</li>
</ul>



<p><strong>Kelebihan:</strong></p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Melatih motorik halus dan koordinasi tangan sampai mulut.</li>



<li>Bayi belajar mengatur nafsu makan sendiri.</li>



<li>Mendorong rasa ingin tahu dan keterampilan makan sejak dini.</li>
</ul>



<p><strong>Kekurangan:</strong></p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Risiko tersedak lebih tinggi jika tidak diawasi atau tidak disiapkan dengan tepat.</li>



<li>Orang tua cenderung cemas soal asupan gizi karena tidak tahu pasti berapa banyak yang dimakan.</li>



<li>Tidak semua bayi siap menggenggam makanan pada usia 6 bulan.</li>
</ul>



<p><strong>MPASI vs BLW: Mana yang Lebih Baik?</strong></p>



<p>Sebenarnya, tidak ada metode yang benar atau salah. Pemilihan metode MPASI sangat tergantung pada kesiapan bayi, kenyamanan orang tua, serta situasi keluarga.</p>



<p>Beberapa orang tua bahkan memilih metode gabungan, yaitu:</p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Memulai dengan MPASI tradisional selama beberapa minggu,</li>



<li>Lalu perlahan-lahan mengenalkan metode BLW,</li>



<li>Atau tetap memberikan puree sambil sesekali menyajikan finger food agar bayi belajar mandiri.</li>
</ul>



<p><strong>Tips Memilih Metode MPASI yang Tepat</strong></p>



<ol class="wp-block-list">
<li><strong>Amati kesiapan bayi</strong>: Pastikan bayi sudah bisa duduk tegak dan menunjukkan minat pada makanan.</li>



<li><strong>Jangan terburu-buru</strong>: Tidak perlu langsung memutuskan satu metode. Eksplorasi bisa dilakukan bertahap.</li>



<li><strong>Pantau reaksi bayi</strong>: Apakah dia lebih nyaman disuapi atau antusias menggenggam makanan?</li>



<li><strong>Konsultasi ke dokter anak atau ahli gizi</strong> jika ragu soal keamanan atau kandungan gizi.</li>



<li><strong>Hindari tekanan dari lingkungan sekitar</strong> yang penting adalah kenyamanan dan kebutuhan bayi Anda.</li>
</ol>



<p><strong>Kesimpulan</strong></p>



<p>Debat soal MPASI vs BLW memang sering muncul di grup ibu-ibu. Tapi pada akhirnya, setiap bayi itu unik. Apa yang cocok untuk satu bayi, belum tentu cocok untuk yang lain. Yang terpenting, proses pemberian makan dilakukan dengan penuh cinta, kesabaran, dan perhatian terhadap tumbuh kembang si kecil. Ingat, bukan soal siapa yang pakai metode paling &#8220;kekinian&#8221;, tapi soal bagaimana bayi tumbuh sehat, bahagia, dan memiliki hubungan yang positif dengan makanan.
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.92 -->
<div class="quads-location quads-ad2" id="quads-ad2" style="float:none;margin:0px;">

</div>
</p>



<p>BACA JUGA ARTIKEL: 

MPASI vs BLW: Perdebatan Parenting yang Ramai
