<p>Kesehatan usus (<em>gut health</em>) merupakan fondasi penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Usus yang sehat memiliki keseimbangan mikroorganisme (mikrobiota usus) yang berperan dalam proses pencernaan, penyerapan nutrisi, penguatan sistem imun, hingga regulasi suasana hati. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa pola makan sehari-hari dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota ini. Artikel ini akan membahas makanan yang membuat gangguan pencernaan terjadi.</p>
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.92 -->
<div class="quads-location quads-ad3" id="quads-ad3" style="float:none;margin:0px;">

</div>




<p><strong>1. Makanan Ultra-Olahan</strong></p>



<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Makanan-Ultra-Olahan.png"><img src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Makanan-Ultra-Olahan-1024x576.png" alt="Makanan Ultra-Olahan" class="wp-image-6528" /></a></figure>



<p>Makanan ultra olahan seperti makanan cepat saji, camilan kemasan, mi instan, dan makanan beku siap saji mengandung berbagai bahan aditif seperti pengawet, pewarna, penguat rasa, dan emulsifier. Kandungan ini dapat mengganggu integritas dinding usus serta merusak keseimbangan bakteri baik di dalamnya. Selain itu, makanan jenis ini umumnya rendah serat, yang sangat dibutuhkan mikrobiota usus untuk berkembang secara sehat.</p>



<p><strong>2. Gula Tambahan dalam Jumlah Berlebihan</strong></p>



<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Gula-Tambahan-dalam-Jumlah-Berlebihan.png"><img src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Gula-Tambahan-dalam-Jumlah-Berlebihan-1024x576.png" alt="Gula Tambahan dalam Jumlah Berlebihan" class="wp-image-6529" /></a></figure>



<p>Gula tambahan yang tersembunyi dalam minuman kemasan, kue, sereal, dan saus olahan dapat mengubah komposisi mikrobiota usus. Konsumsi gula berlebih memberi “makanan” bagi bakteri jahat dan jamur seperti <em>Candida albicans</em>, yang dapat berkembang secara tidak terkendali dan memicu peradangan di saluran pencernaan. Ketidakseimbangan ini juga dapat meningkatkan risiko gangguan metabolik seperti obesitas dan diabetes tipe 2.</p>



<p><strong>3. Pemanis Buatan</strong></p>



<figure class="wp-block-gallery has-nested-images columns-default is-cropped wp-block-gallery-1 is-layout-flex wp-block-gallery-is-layout-flex">
<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Pemanis-Buatan.png"><img data-id="6530" src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Pemanis-Buatan-1024x576.png" alt="Pemanis Buatan" class="wp-image-6530" /></a></figure>
</figure>



<p>Pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, dan sucralose sering digunakan dalam produk rendah kalori dan makanan “diet”. Meskipun tidak mengandung kalori, beberapa studi menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat mengubah profil mikrobiota usus dan memengaruhi regulasi gula darah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan gangguan metabolik lainnya.</p>
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.92 -->
<div class="quads-location quads-ad1" id="quads-ad1" style="float:none;margin:0px;">

</div>




<p><strong>4. Alkohol</strong></p>



<figure class="wp-block-gallery has-nested-images columns-default is-cropped wp-block-gallery-2 is-layout-flex wp-block-gallery-is-layout-flex">
<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Alkohol.png"><img data-id="6531" src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Alkohol-1024x576.png" alt="Alkohol" class="wp-image-6531" /></a></figure>
</figure>



<p>Alkohol, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat merusak lapisan pelindung usus dan menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai <em>intestinal permeability</em> atau <em><a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Leaky_gut_syndrome">leaky gut</a></em>. Dalam kondisi ini, zat beracun dan patogen dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah, memicu reaksi peradangan sistemik. Alkohol juga dapat mengurangi jumlah bakteri baik dan mendukung pertumbuhan bakteri merugikan.</p>



<p><strong>5. Daging Olahan</strong></p>



<figure class="wp-block-gallery has-nested-images columns-default is-cropped wp-block-gallery-3 is-layout-flex wp-block-gallery-is-layout-flex">
<figure class="wp-block-image size-large"><a href="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Daging-Olahan.png"><img data-id="6532" src="https://duniacerdas.com/wp-content/uploads/2025/08/Daging-Olahan-1024x576.png" alt=" Daging Olahan" class="wp-image-6532" /></a></figure>
</figure>



<p>Daging olahan seperti sosis, ham, bacon, dan daging asap mengandung nitrat dan nitrit yang dapat diubah menjadi senyawa karsinogenik dalam sistem pencernaan. Selain itu, kandungan lemak jenuh dan rendahnya serat dalam produk ini berkontribusi pada perubahan negatif dalam mikrobiota usus. Konsumsi daging olahan secara berlebihan juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.</p>



<p><strong>Kesimpulan</strong></p>



<p>Menjaga kesehatan usus bukan hanya tentang mengonsumsi makanan probiotik atau suplemen, tetapi juga tentang menghindari jenis makanan yang diam-diam merusak keseimbangan mikrobiota. Dengan mengurangi konsumsi makanan ultra-olahan, gula tambahan, pemanis buatan, alkohol, dan daging olahan, kita dapat menjaga fungsi usus tetap optimal dan mencegah berbagai gangguan kesehatan di masa depan. Pilihan makanan yang bijak merupakan langkah awal menghindari gangguan pencernaan dan tubuh yang lebih bertenaga.
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.92 -->
<div class="quads-location quads-ad2" id="quads-ad2" style="float:none;margin:0px;">

</div>
</p>



<p>BACA JUGA ARTIKEL: <a href="https://duniacerdas.com/kesehatan/jangan-biarkan-gangguan-pencernaan-menghentikan-anda-temukan-rahasia-mengobatinya-dengan-makanan-sehat-yang-tak-terduga/">Jangan Biarkan Gangguan Pencernaan Menghentikan Anda! Temukan Rahasia Mengobatinya dengan Makanan Sehat yang Tak Terduga!</a>

Gangguan Pencernaan Ternyata Karena 5 Makanan Ini
