<p>Tepung putih merupakan bahan dasar yang umum digunakan dalam berbagai produk makanan olahan seperti roti, kue, mi, dan gorengan. Meski praktis dan memiliki tekstur yang disukai banyak orang, konsumsi tepung putih secara berlebihan telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan gangguan metabolik. Salah satu mekanisme yang mendasari hal tersebut adalah pengaruh tepung putih terhadap hormon pengatur rasa lapar dalam tubuh.</p>
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.93 -->
<div class="quads-location quads-ad3" id="quads-ad3" style="float:none;margin:0px;">

</div>




<p><strong>Proses Pemurnian Tepung dan Dampaknya terhadap Gizi</strong></p>



<p>Tepung putih dihasilkan melalui proses pemurnian atau <em><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Refining">refining</a></em>, yaitu penghilangan lapisan dedak dan germ dari biji gandum. Akibat proses ini, sebagian besar serat, vitamin B kompleks, serta mineral seperti magnesium dan zat besi ikut hilang. Tepung yang tersisa didominasi oleh pati (karbohidrat sederhana) yang memiliki indeks glikemik tinggi.</p>



<p>Indeks glikemik yang tinggi menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah secara cepat setelah dikonsumsi. Tubuh kemudian merespons dengan memproduksi insulin dalam jumlah besar untuk menurunkan kadar gula tersebut. Lonjakan dan penurunan cepat ini memicu fluktuasi energi dan rasa lapar yang tidak stabil.</p>



<p><strong>Hubungan Tepung Putih dengan Hormon Lapar</strong></p>



<p>Dua hormon utama yang mengatur nafsu makan adalah leptin dan ghrelin. Leptin berfungsi memberi sinyal kenyang ke otak, sedangkan ghrelin memicu rasa lapar. Keseimbangan kedua hormon ini sangat dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi, termasuk tepung putih.</p>



<p>Konsumsi tepung putih menyebabkan kadar gula darah naik dengan cepat, diikuti penurunan yang tajam. Ketika kadar gula darah menurun, kadar ghrelin meningkat, menimbulkan rasa lapar meskipun tubuh belum benar-benar membutuhkan energi tambahan. Dalam jangka panjang, konsumsi karbohidrat olahan secara berulang juga dapat menurunkan sensitivitas leptin. Akibatnya, otak tidak lagi merespons sinyal kenyang dengan baik, sehingga individu cenderung makan berlebihan.</p>
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.93 -->
<div class="quads-location quads-ad1" id="quads-ad1" style="float:none;margin:0px;">

</div>




<p>Penelitian menunjukkan bahwa individu yang sering mengonsumsi makanan berbahan dasar tepung putih memiliki kadar leptin yang lebih tinggi tetapi efektivitasnya menurun. Kondisi ini dikenal sebagai resistensi leptin, yang menjadi salah satu faktor utama penyebab kenaikan berat badan dan kesulitan mengendalikan nafsu makan.</p>



<p><strong>Dampak terhadap Pola Makan dan Kesehatan</strong></p>



<p>Efek hormon lapar akibat tepung putih tidak hanya berpengaruh pada berat badan, tetapi juga pada kestabilan energi dan mood. Lonjakan gula darah yang cepat sering kali diikuti rasa lelah dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis kembali. Pola ini menciptakan lingkaran setan antara rasa lapar, konsumsi berlebih, dan penyimpanan lemak. Dalam jangka panjang, kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, diabetes tipe 2, serta penyakit kardiovaskular.</p>



<p><strong>Alternatif Sehat dan Rekomendasi</strong></p>



<p>Untuk menjaga keseimbangan hormon lapar, disarankan mengganti tepung putih dengan tepung yang lebih alami dan tinggi serat, seperti:</p>



<ul class="wp-block-list">
<li>Tepung gandum utuh (<em>whole wheat flour</em>)</li>



<li>Tepung oat</li>



<li>Tepung singkong atau tapioka alami</li>



<li>Tepung almond atau kelapa</li>
</ul>



<p>Selain itu, mengombinasikan konsumsi tepung dengan sumber protein dan lemak sehat dapat membantu memperlambat penyerapan glukosa dan menstabilkan kadar gula darah.</p>



<p><strong>Kesimpulan</strong></p>



<p>Tepung putih bukan sekadar sumber karbohidrat kosong, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap keseimbangan hormon lapar dalam tubuh. Pengaruhnya terhadap ghrelin dan leptin dapat meningkatkan rasa lapar, mendorong makan berlebihan, dan berkontribusi pada masalah berat badan. Oleh karena itu, kesadaran untuk mengurangi konsumsi tepung putih serta beralih ke sumber karbohidrat kompleks menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan metabolik dan keseimbangan energi tubuh.
<!-- WP QUADS Content Ad Plugin v. 2.0.93 -->
<div class="quads-location quads-ad2" id="quads-ad2" style="float:none;margin:0px;">

</div>
</p>



<p>BACA JUGA ARTIKEL: <a href="https://duniacerdas.com/kesehatan/diet/makanan-protein-apa-saja-yang-cocok-untuk-diet-sehat/">Makanan Protein Apa Saja yang Cocok untuk Diet Sehat?</a>

Hormon Lapar Ternyata Dipengaruhi oleh Efek Tepung Putih

