Drama Korea When Life Gives You Tangerines saat ini sedang ramai, tidak hanya menghadirkan kisah cinta yang emosional tetapi juga menggambarkan realitas sosial yang dihadapi perempuan dalam budaya patriarki. Berlatar di Pulau Jeju pada tahun 1950-an hingga 1970-an, drama ini memperlihatkan bagaimana sistem sosial yang memengaruhi kehidupan Ae-sun, sang tokoh utama, setelah ia menjadi bagian dari keluarga Gwan-sik.
Budaya Patriarki dari Keluarga Gwan-sik
Keluarga Gwan-sik berasal dari keluarga tradisional yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai patriarki. Dalam keluarganya, peran perempuan dibatasi, mulai dari mengurus rumah tangga, melayani suami, dan membesarkan anak. Setiap keputusan besar diambil oleh keluarga Gwn-sik, sementara Ae-sun harus menurut tanpa banyak bertanya.
Sejak menikah dengan Gwan-sik, Ae-sun menghadapi banyak tekanan dari keluarganya. Meskipun Gwan-sik sendiri mencintai dan mendukung Ae-sun, ia terjebak dengan tanggungjawab yang diberikan oleh nenek dan mamanya Gwan-sik.
Pengorbanan Ae-sun Untuk Keluarga
- Dibatasi dalam Mengejar Impian
Ae-sun bercita-cita menjadi penyair, tetapi ibu mertua tidak menyetujui keinginannya. Mereka menganggap bahwa perempuan tidak perlu memiliki ambisi selain menjadi istri yang baik. Hal ini mencerminkan bagaimana budaya patriarki seringkali menghambat perempuan untuk berkembang dan mengejar impian mereka. - Beban Ganda dalam Rumah Tangga
Sebagai istri, Ae-sun diharapkan untuk mengurus seluruh pekerjaan rumah dan ia dituntut untuk harus memberikan cucu laki-laki, terutama karena ia harus mengorbankan waktu dan impiannya demi memenuhi ekspektasi keluarga. - Kurangnya Hak dalam Keputusan Keluarga
Keluarga Gwan-sik sering kali turut ikut ambil Keputusan. Sehingga Ae-sun tidak memiliki suara dalam keputusan-keputusan penting. Salah satu adalah saat anaknya mau dijadikan sebagai haenyo oleh neneknya. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya patriarki masih membatasi peran perempuan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Pelajaran dari Kisah Ae-sun
- Pentingnya Mendukung Perempuan untuk Menggapai Impian
Kisah Ae-sun mengajarkan bahwa perempuan memiliki hak untuk bermimpi dan mengejar cita-cita mereka. Dukungan dari pasangan dan keluarga sangat penting agar perempuan dapat berkembang tanpa dibatasi oleh norma-norma sosial yang usang. - Peran Laki-laki dalam Mengubah Budaya Patriarki
Meskipun berasal dari keluarga patriarki, Gwan-sik menyadari pentingnya mendukung Ae-sun. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari individu, dan laki-laki juga memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil bagi perempuan.
Kesimpulan
When Life Gives You Tangerines bukan sekadar drama romantis, tetapi juga sebuah cerminan bagaimana budaya patriarki masih memengaruhi kehidupan perempuan. Kisah Ae-sun dan perjuangannya menghadapi tekanan sosial memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesetaraan gender dalam keluarga dan masyarakat. Melalui drama ini, kita diingatkan bahwa setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki hak untuk bermimpi, memilih jalan hidupnya sendiri, dan diperlakukan dengan adil.
BACA JUGA ARTIKEL: