5 Mahasiswa Berprestasi di Tengah Keterbatasan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dari dulu hingga sekarang. Banyak orangtua memberikan pendidikan setinggi mungkin untuk anaknya dengan harapan kelak anaknya akan merubah nasib keluarga ke arah lebih baik. Akan tetapi tidak semua orangtua memiliki kemampuan finansial yang baik untuk mengantarkan anaknya ke pendidikan tinggi. Semangat orangtua untuk tetap bekerja keras menyekolahkan anaknya telah menginspirasi kelima mahasiswa ini untuk menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi yang gemilang.

  1. Darwati

Siapa yang menyangka seorang pembantu rumah tangga dapat menyelesaikan pendidikan sarjananya. Ayahnya yang hanyalah seorang petani, membuat Darwati harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga demi membiayai kuliahnya. Darwati sangat beruntung memiliki majikan yang memberinya kesempatan untuk kuliah sembari bekerja. Darwati menempuh pendidikan jurusan Administrasi Niaga di Universitas 17 Agustus Semarang dan memperoleh IPK 3,68 dengan predikat Cum Laude.

 

  1. Parara Wendy Indarjo

Begitu mengagumkannya Parara, seorang mahasiswa jurusan Matematika di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memperoleh IPK 4,00 pada akhir masa kuliahnya. Semua mata kuliah yang ia pelajari memperoleh nilai A. Parara merupakan perantauan asal Sampit, Kalimantan Tengah. Orangtuanya hanyalah petugas yang membersihkan semak belukar dan menampung getah karet di hutan, tentu penghasilannya tidak seberapa. Semoga dengan didapatkannya IPK sempurna menjadi langkah awal Parara untuk merubah nasib keluarganya.

 

  1. Devi Triasari

Devi Triasari merupakan anak dari seorang buruh tani, sedangkan ibunya hanyalah pembantu rumah tangga. Ayahnya hanyalah lulusan SD, sedangkan ibunya bahkan tidak menamatkan pendidikan SDnya. Karena kondisi ekonomi pun kedua saudara Devi hanya mampu menamatkan pendidikan pada tingkat SD. Sebelum memutuskan untuk berkuliah, Devi pernah berniat untuk menjadi buruh migran di Jepang karena gaji yang ditawarkan sangat tinggi untuk seorang anak dari keluarga tidak mampu. Devi lulus dengan IPK nyaris sempurna yaitu 3,99. Devi menempuh pendidikan sebagai mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Sebelas Maret (Solo).

 

  1. Raeni

Mugiyono adalah ayah Raeni adalah seorang penarik becak yang penghasilannya tidak menentu. Dari Kendal menuju Semarang dengan jarak 25 Km, Mugiyono mengantarkan anaknya menuju acara wisuda anaknnya. Sebagai penerima beasiswa bidikmisi, Raeni berkesempatan menempuh pendidikan di Jurusan Akuntansi  Universitas Negeri Semarang. Raeni lulus dengan pestasi yang sangat memuaskan dan memperoleh IPK 3,96 dengan predikat Cum Laude. Berkat prestasinya , saat ini Raeni sedang melanjutkan pendidikan S2 di Inggris sesuai dengan impiannya.

 

  1. Firna Larasanti

Universitas Negeri Semarang memiliki sosok wanita cerdas dan visioner yang sangat menginspirasi. Firna Larasanti adalah mahasiswa jurusan Ilmu Politik yang pernah menjuarai juara I penulisan karya tulis ilmiah tentang Otonomi Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah. Walaupun berprestasi, ternyata Firna adalah anak dari seorang pemulung sampah. Firna juga turut membantu ibunya untuk memungut dan memilah sampah. Untuk tambahan penghasilan, Firna juga menjadi karyawan toko di pasar dan mengajar di PAUD. Sosok inspiratif ini akhirnya berhaisl memperoleh IPK 3,77 dengan predikat Cum Laude.

Dengan menyimak dari cerita inspiratif mahasiswa-mahasiswa di atas menyadarkan kita bahwa perekonomian tidak menjadi sebuah keterbatasan bagi seseorang. Melalui tekad yang kuat, kerja keras, dan doa akan memampukan kita mencapai impian kita. Seperti kata Nick Vujicic, Life is not a having but a being.

 

Spread the love

Tinggalkan Balasan