Zootopia 2 Mengapa Kita Menyukai Cerita tentang Underdog?

Cerita tentang underdog tokoh yang dipandang lemah, kurang berpeluang, atau berada di posisi yang tidak diunggulkan, secara konsisten menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dalam Zootopia 2, tema ini kembali ditonjolkan melalui perjalanan Judy Hopps. Meskipun telah dikenal sebagai polisi yang kompeten sejak film pertama, Judy kembali menghadapi keraguan, bias, dan berbagai tantangan yang menempatkannya dalam posisi underdog secara emosional maupun sosial. Fenomena ketertarikan terhadap kisah underdog memiliki dasar psikologis yang kuat.

1. Koneksi Emosional dengan Pengalaman Diremehkan

Sebagian besar individu pernah mengalami pengalaman diremehkan atau dianggap tidak mampu. Ketika menonton Judy Hopps berhadapan dengan situasi serupa dalam Zootopia 2, penonton merasakan kedekatan emosional karena perjuangan Judy mewakili pengalaman universal tersebut.

Dalam konteks psikologi, identifikasi ini menciptakan resonansi emosional. Penonton tidak sekadar menyaksikan perjalanan karakter fiksi, tetapi juga melihat refleksi dari perjuangan pribadi. Ketika karakter underdog berhasil bangkit, otak melepaskan respons emosional yang serupa dengan pencapaian diri, sehingga cerita terasa memuaskan dan inspiratif.

2. Just-World Hypothesis dan Kebutuhan akan Rasa Keadilan

Just-world hypothesis adalah konsep psikologi yang menjelaskan kebutuhan manusia untuk percaya bahwa dunia seharusnya adil. Dalam kenyataannya, hidup sering tidak mengikuti prinsip tersebut. Oleh karena itu, penonton mencari kompensasi emosional melalui cerita.

Dalam Zootopia 2, ketika Judy menghadapi sistem yang bias atau antagonis yang manipulatif, penonton mengharapkan narasi memberikan “kemenangan moral” bagi karakter yang berjuang keras. Kisah underdog memungkinkan terpenuhinya kebutuhan psikologis akan keadilan tersebut.

3. Pemicu Empati terhadap Karakter Rentan

Penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa karakter yang tampak rentan, kecil, atau tidak memiliki kekuatan fisik memicu tingkat empati yang lebih tinggi. Judy Hopps memenuhi seluruh karakteristik ini.

Ukuran tubuhnya yang kecil, profesinya yang penuh tantangan, serta lingkungan yang masih menyimpan prasangka terhadap spesies tertentu menjadikannya objek empati. Dalam Zootopia 2, tekanan emosional yang dialami Judy diperkuat, sehingga penonton lebih mudah merasakan perjuangannya dan lebih terikat dengan perjalanan emosionalnya.

4. Kekaguman terhadap Kerja Keras dibanding Bakat Alami

Secara psikologis, manusia cenderung lebih menghargai ketekunan daripada bakat bawaan. Fenomena ini dikenal sebagai effort admiration. Karakter underdog biasanya menunjukkan kegigihan, ketekunan, serta kemampuan untuk melampaui keterbatasan.

Dalam Zootopia 2, Judy tidak pernah digambarkan sebagai karakter dengan keunggulan fisik atau bawaan. Namun, ketekunan dan keberaniannya menjadi sumber kekuatan utamanya. Hal ini menciptakan citra inspiratif bahwa keberhasilan dapat dicapai melalui usaha, bukan semata-mata kemampuan alami.

5. Memberi Harapan dan Motivasi bagi Diri Sendiri

Cerita underdog bekerja sebagai simbol harapan bagi penonton. Ketika karakter seperti Judy Hopps mampu mengatasi hambatan besar, pesan yang diterima penonton adalah bahwa perjuangan mereka sendiri juga memiliki peluang untuk berbuah hasil.

Kisah seperti ini memberikan dorongan motivasional yang kuat. Dalam Zootopia 2, perjalanan Judy memperkuat gagasan bahwa latar belakang tidak menentukan masa depan, dan bahwa individu kecil tetap dapat menciptakan perubahan signifikan.

6. Narasi yang Menawarkan Ketegangan dan Dramatisasi

Secara struktural, kisah underdog memberikan ruang naratif yang lebih dramatis. Penonton mengetahui bahwa karakter memiliki peluang kecil untuk menang, sehingga ketidakpastian yang tercipta meningkatkan keterlibatan emosional. Zootopia 2 memanfaatkan hal ini dengan memperbesar skala tantangan yang dihadapi Judy, membuat cerita lebih intens dan penuh dinamika. Ketidakmampuan memprediksi keberhasilan karakter membuat jalannya cerita lebih menarik.

7. Kedalaman Emosional dan Realisme yang Ditingkatkan

Zootopia 2 tidak hanya mengulang konsep kemenangan underdog yang penuh optimisme, tetapi juga memberikan dimensi emosional yang lebih matang. Film ini menyoroti kompleksitas dunia modern, bias sosial yang masih terjadi, serta dilema moral yang lebih berat. Penggambaran ini menjadikan tema underdog lebih relevan bagi penonton dewasa, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai cerminan kritis terhadap realitas sosial.

Kesimpulan

Kisah underdog disukai karena menampilkan kombinasi menarik antara empati, keadilan, harapan, dan ketegangan naratif. Dalam Zootopia 2, Judy Hopps tetap menjadi representasi kuat dari perjuangan melawan bias, keterbatasan, dan ketidakadilan.

Penonton menyukai cerita underdog bukan hanya karena karakter tersebut akhirnya menang, tetapi karena perjalanan mereka mencerminkan pergumulan yang nyata dalam kehidupan manusia. Cerita seperti ini memberi harapan bahwa keberanian, ketekunan, dan integritas tetap dapat menghasilkan perubahan, bahkan dalam dunia yang tampaknya tidak berpihak.

BACA JUGA ARTIKEL: Nilai Karakter Bangsa di Era Digital

Spread the love

Tinggalkan Balasan